Puasa hukumnya wajib bagi umat muslim. Namun, ada juga orang
yang menjalankannya karena beberapa alasan, seperti diet atau sakit.
Menahan lapar dan tak adanya asupan makanan seharian kerap dikhawatirkan sebagian orang, terutama segi kesehatan. Bahkan ada yang beranggapan puasa juga akan membuat orang rentan terhadap penyakit karena metabolisme terhambat.
Agar tidak terjebak dari pemikiran umum orang di luar, sebaiknya Anda ketahui empat mitos puasa, seperti yang dilansir Onlymyhealth.com.
Mitos: Puasa membuat kelaparan
Banyak orang berpikir, jika melakukan puasa sama dengan membuat kelaparan. Tentunya hal ini tidaklah benar. Ini yang tidak diketahui banyak orang, bahwa rasa lapar muncul dikarenakan habisnya semua cadangan energi. Oleh sebab itu, tubuh mulai mengambil energi dari jaringan lain seperti otot.
Mitos: Puasa membuat orang menjadi sakit
Jangan salahkan gejala yang muncul ketika awal berpuasa. Di awal puasa, Anda merasakan kepala pusing atau badan lemas. Ini adalah proses tubuh yang sedang beradaptasi dengan pola makan baru. Ketika tubuh sedang berpuasa, tubuh justru mempercepat proses pembersihan dan proses penyembuhan. Dengan kata lain, tubuh melakukan detoksifikasi.
Mitos: Puasa memberikan istirahat untuk tubuh
Salah kaprah. Inilah pandangan yang banyak dipikirkan oleh mereka yang sedang berpuasa. Sebenarnya pada waktu tertentu, tubuh tetap menjalankan fungsinya seperti biasa. Enzim dalam tubuh tetap bekerja dan hormon yang telah dikeluarkan akan disimpan dalam mitokondria (organ sel terkecil yang dapat menyimpan dan melepaskan energi). Oleh karena itu, pada saat puasa terjadi penghentian pasokan yang dapat menambahkan tekanan pada tubuh untuk memobilisasi energi yang tersimpan.
Mitos: Puasa meningkatkan hormon kortisol
Tidak ada dasar ilmiah yang menyakinkan bahwa puasa mampu meningkatkan kortisol yang berujung pada masalah kehilangan otot tubuh. Kortisol adalah hormon yang terkait dengan respon stres dan tekanan gula darah. Pada beberapa penelitian, dengan menjalankan puasa, justru dapat mengubah irama kortisol, seperti mampu meredam stres saat bangun pagi serta mengurangi rasa letih.
Menahan lapar dan tak adanya asupan makanan seharian kerap dikhawatirkan sebagian orang, terutama segi kesehatan. Bahkan ada yang beranggapan puasa juga akan membuat orang rentan terhadap penyakit karena metabolisme terhambat.
Agar tidak terjebak dari pemikiran umum orang di luar, sebaiknya Anda ketahui empat mitos puasa, seperti yang dilansir Onlymyhealth.com.
Mitos: Puasa membuat kelaparan
Banyak orang berpikir, jika melakukan puasa sama dengan membuat kelaparan. Tentunya hal ini tidaklah benar. Ini yang tidak diketahui banyak orang, bahwa rasa lapar muncul dikarenakan habisnya semua cadangan energi. Oleh sebab itu, tubuh mulai mengambil energi dari jaringan lain seperti otot.
Mitos: Puasa membuat orang menjadi sakit
Jangan salahkan gejala yang muncul ketika awal berpuasa. Di awal puasa, Anda merasakan kepala pusing atau badan lemas. Ini adalah proses tubuh yang sedang beradaptasi dengan pola makan baru. Ketika tubuh sedang berpuasa, tubuh justru mempercepat proses pembersihan dan proses penyembuhan. Dengan kata lain, tubuh melakukan detoksifikasi.
Mitos: Puasa memberikan istirahat untuk tubuh
Salah kaprah. Inilah pandangan yang banyak dipikirkan oleh mereka yang sedang berpuasa. Sebenarnya pada waktu tertentu, tubuh tetap menjalankan fungsinya seperti biasa. Enzim dalam tubuh tetap bekerja dan hormon yang telah dikeluarkan akan disimpan dalam mitokondria (organ sel terkecil yang dapat menyimpan dan melepaskan energi). Oleh karena itu, pada saat puasa terjadi penghentian pasokan yang dapat menambahkan tekanan pada tubuh untuk memobilisasi energi yang tersimpan.
Mitos: Puasa meningkatkan hormon kortisol
Tidak ada dasar ilmiah yang menyakinkan bahwa puasa mampu meningkatkan kortisol yang berujung pada masalah kehilangan otot tubuh. Kortisol adalah hormon yang terkait dengan respon stres dan tekanan gula darah. Pada beberapa penelitian, dengan menjalankan puasa, justru dapat mengubah irama kortisol, seperti mampu meredam stres saat bangun pagi serta mengurangi rasa letih.