Bagi penduduk Jakarta, kemacetan sudah dianggap sebagai
bagian dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Mungkin selama dua sampai empat
jam, waktu terpaksa terbuang percuma di jalanan untuk menghadapi kemacetan
setiap harinya.
Namun apa jadinya bila kemacetan itu terjadi hingga selama
berpekan-pekan? Itulah yang terjadi di Cina saat ini. Puluhan ribu kendaraan,
terutama truk-truk, terjebak kemacetan yang hingga Selasa (24/8) waktu setempat
sudah memasuki hari ke sepuluh. Kemacetan yang terjadi di jalan tol yang
menghubungkan Beijing-Tibet itu bahkan panjangnya sudah mencapai 100 kilometer.
Ekor kemacetan yang disebabkan perbaikan dan pengerjaan
konstruksi jalan tol itu bahkan kini sudah memasuki pinggiran Beijing. Mungkin,
ini adalah kemacetan terpanjang di dunia! Bisa jadi, kemacetan itu akan terus
berlangsung hingga berpekan-pekan. Otoritas setempat memperkirakan, kemacetan
itu akan berlangsung selama tiga pekan.
Kemacetan yang sangat gila ini sudah barang tentu membuat
resah pengemudi. Para pengemudi truk terpaksa menghabiskan waktu dengan
duduk-duduk di bawah kendaraannya, bermain kartu, atau tidur-tiduran di aspal
jalan. Banyak truk yang terjebak di kemacetan itu adalah pengangkut
sayur-sayuran tanpa dilengkapi kotak pendingin.
Direktur lalu lintas di Zhangjiakou, sebuah kota sekitar 150
kilometer barat laut Beijing, Zhang Minghai, mengatakan di pusat kemacetan,
pada Ahad lalu atau hari kedelapan saat macet, truk-truk tersebut hanya mampu
bergerak sekitar satu kilometer. Selama itu pula, ironisnya, tak ada toilet
portabel yang tersedia di pinggir jalan. Akibatnya, para pengemudi harus
membuang hajatnya ke ladang-ladang di tepi jalan tol.
Sama seperti di Indonesia, di saat kemacetan terjadi, ada
saja warga yang memanfaatkannya. Para pengemudi mengeluhkan warga desa yang
menjual makanan dan minuman dengan harga selangit. Supir truk misalnya
mengeluhkan harga sebotol air minum yang dijual 10 kali lipat dari harga
biasanya.
Pihak berwenang mencoba untuk mengurai kemacetan tersebut.
Truk-truk diizinkan melintasi Ibukota Beijing pada malam hari. Perusahaan jasa
angkutan juga diminta untuk menghentikan operasinya. Sementara para pengemudi
lainnya disarankan untuk mengambil beberapa jalur alternatif untuk menghindari
kemacetan tersebut.